Herlina 2009240013
Fany Junianti 2009240084
Fany Liandy Ciptan 2009240230
Lucky 2009240270
SI-71
SI-71
1. Sejarah Walmart
Walmart adalah perusahaan Amerika
Serikat yang mengoperasikan jaringan department store. Didirikan oleh Sam
Walton pada tahun 1962, Walmart mulai mencatatkan sahamnya di Bursa Saham New
York pada tahun 1972. Walmart beroperasi di Argentina, Brasil, Britania Raya
(dengan nama ASDA), Jepang (dengan nama Seiyu), Kanada, Meksiko (dengan nama
Walmex), Puerto Riko, dan RRC. Walmart pernah beroperasi di Jerman namun
akhirnya tutup pada tahun 2006 karena merugi. Perusahaan Walmart bertumbuh 276
toko di 11 negara pada akhir dekade. Pada tahun 1983, perusahaan membuka keanggotaan
Sam's Club dan pada tahun 1988 membuka supercenter pertama sebagai toko penyedia sayuran
terlengkap dan barang dagangan lainnya. Walmart menjadi sebuah perusahaan internasional pada
tahun 1991 ketika pertama kali membuka Sam's
Club di dekat Mexico City.
1.1 Visi
dan Misi Walmart
Visi Sam Walton bagi Walmart adalah memberi nilai bagi
pelanggan dengan menerapkan strategi EDLP (Every
Day Low Price) memberikan produk yang berkualitas tinggi dengan brand
terkenal namun dengan harga termurah, dan tetap bertahan dalam perusahaan
global yang mengarahkan perkembangannya kepada dunia.
Sedangkan misi Walmart yang diupayakan relevan dengan
kehidupan keseharian yaitu membantu konsumennya menghemat uang demi hidup yang
lebih baik. Pada awal berdiri, Walmart
memakai strategi toko dengan diskon. Strategi diskon ini merupakan yang pertama
di dunia. Di tahun 1987, strategi Walmart berikutnya adalah memutuskan untuk
bergerak dalam bisnis grosir. Pengaturan sistem manajemen yang baik disetiap
toko-tokonya, membuat Walmart dapat berjalan dengan baik sendirinya. Misi
Walmart lebih mengarah pada para pelanggan dan anggota tetat. Meskipun walmart
ada di berbagai bagian negara, namun walmart tetap memberlakukan standar dan
penghormatan yang sama pada setiap pelanggan. Sam Walton adalah figure yang sangat menghormati setiap
individu, melayani konsumen dengan baik, dan striving for excellence.
1.2 Tujuan
Walmart
Tujuan walmart adalah
menghemat uang para pelanggan sehingga para pelanggan dapat hidup lebih baik
dan mengarahkan perusahaannya kepada
perkembangan global dunia.
2.
Hambatan
dan Masalah pada Walmart
Pada tahun 1998, Walmart bergabung dengan perusahaan ritel
untuk membentuk sebuah perusahaan di Asia, setelah dua tahun sebelumnya
Wal-Mart gagal memasuki pasar ritel Korea akibat ketatnya persaingan sesama
perusahaan ritel. Walmart juga pernah mencoba memasuki pasar internasional
Eropa melalui Jerman. Namun Walmart mengalami kesalahan strategi saat memasuki
pasar Eropa melalui Jerman. Kebanyakan perusahaan Amerika masuk
pasar Eropa melalui UK, karena kesamaan budaya, bahasa, lingkungan dan
peraturan hukum. Kesalahan
anggapan Walmart bahwa dengan menaklukkan pasar Jerman akan dapat menaklukan
hampir ke seluruh bagian besar pasar Eropa. Walmart
tidak bisa mengaplikasikan strategi EDLP (Every
Day Low Price) di Eropa yang sangat sensitif terhadap harga.
Moral pegawai
dipengaruhi oleh pergantian aturan internal Walmart. Eksekutif mengalami
perubahan budaya saat dalam perjalanan bisnis, mereka diminta untuk berbagi
kamar dengan alasan pengurangan biaya, dimana hal ini tidak pernah dialami
mereka di perusahaan terdahulu. Walmart kesulitan membina hubungan dengan
suppliernya di Jerman. Di Amerika perusahaan dengan pihak supplier menyukai
distribusi secara sentralisasi, namun supplier di Jerman tidak menyukai
distribusi secara sentralisasi.
Walmart juga mengalami
masalah penyimpanan (inventory),
hanya memiliki satu tempat untuk penyimpanan segala macam barang /stok, kondisi
ini menyulitkan pengaturan. Walmart kekurangan pegawai di bagian inventory karena biaya gaji pegawai yang
tinggi di jerman, sehingga perputaran stok barang sangat lambat. Walmart tidak memahami budaya kerja
orang Jerman, dengan tidak menunjuk perwakilan serikat pekerja. Walmart juga membayar gaji pegawai
dengan rendah, dan Walmart tidak memenuhi Kondisi lingkungan kerja yang baik,
hingga terjadi pemecatan besar, dikarenakan walmart harus mengurangi beban
biaya pegawai.
Walmart memiliki
kendala pada budaya di Jerman. Wal-Mart mempunyai stategi “ten-foot
rules” namun tidak dapat diterapkan di Jerman, karena orang Jerman tidak suka orang asing ikut campur
saat mereka berbelanja. Walmart tidak bisa menugaskan seseorang dipintu masuk
toko untuk menyapa selamat datang pada
pelanggan, karena orang Jerman tidak memperdulikan hal tersebut.
Walmart tidak bisa
memberikan “loyalty card” karena
terbentur aturan pemerintah yang melarang diskon tanpa penyesuaian. Walmart juga memiliki kendala pada
bahasa di Jerman. Petinggi manajemen Amerika tidak belajar bahasa Jerman, English
adalah bahasa resmi di Walmart, kondisi ini mengakibatkan pekerja merasa asing,
mereka tidak dapat berbaur dan tertekan
dengan kondisi seperti ini, bahkan pegawai Jerman kesulitan dengan pelafalan (Pronounce) Walmart dengan benar.
3.
Strategi
Bisnis yang dilakukan Walmart
Walmart menjual barang bermerk dengan harga yang lebih
murah, juga menawarkan
garansi Kepuasan Pelanggan, dan waktu yang lebih panjang untuk berbelanja.
Walmart memiliki strategi EDLP (Every Day
Low Price)
3.1 Memahami Pelanggan
Walmart berusaha untuk menyediakan barang untuk para
pelanggannya dengan harga yang murah sesuai dengan taglinenya yaitu Save Money Live Better yang berarti
dengan menghemat pengeluaran, keluarga dapat hidup lebih baik. Studi yang
dilakukan oleh Goldman Sachs yang dikutip dalam majalah Fortune, Walmart
menjadi price leader di berbagai kategori produk. Walmart memang dikenal dengan
harga yang murah dan diskonnya.
3.2 Merchandising
Focus
Walmart lebih fokus untuk menjual produk dengan
harga murah dan melakukan seleksi produk. Walmart juga berfokus pada
barang-barang bermerk namun dengan harga yang murah yang pasti diminati oleh
konsumen/pelanggannya. Segmentasi Pasar. Walmart membagi segemen pasarnya
menjadi 5, yaitu:
1. Walmart discount
stores yang dibuka pertama kali pada tahun 1962. Sampai dengan sekarang, sudah terdapat lebih dari
803 toko yang menawarkan kepuasan serta kenyamanan pelanggannya di seluruh
Amerika
2. Walmart supercenter
yang dikembangkan pada tahun 1988 untuk meningkatkan kenyamanan dan onestop
family shopping yang sangat menggambarkan tagline Walmart Every Day Low Price
3. Walmart neighborhood
market merupakan pasar cepat dan nyaman
4. Marketside merupakan segmen Walmart yang
menyediakan makanan segar dalam beberapa menit. Marketside ini ditujukan bagi
para pelangannya yang sibuk.
5. Walmart.com adalah kenyamanan belanja bagi
pelanggan melalui internet dengan harga yang rendah dan dapat dikirim ke tempat
pelanggan.
3.3 Keramahan Pelayanan.
Walmart memberikan keterampilan para karyawannya
untuk melayani pelanggan. Sam Walton selalu mengingatkan bahwa penghasilan
mereka berasal dari konsumen. Para karyawannya juga selalu menyambut pelanggan
dengan senyuman di pintu masuk.
3.4 Strategi
Supply Chain
Walmart selalu menekan biaya pembelian dan
menawarkan harga terbaik untuk para pelanggannya. Maka dari itu,
barang/persediaan diperoleh langsung dari produsen tanpa perantara. Walmart
benar-benar menyeleksi harga-harga dari pemasoknya dan melakukan transaksi jika
sepenuhnya yakin bahwa produk dari pemasok tidak tersedia di tempat lain.
4.
Strategi
TI yang Diterapkan Walmart
Dalam menjalankan
bisnisnya, walmart juga telah memanfaatkan penggunaan TI. Berikut strategi
dasar penggunaan TI yang dilakukan oleh walmart :
4.1 Strategi Kepemimpinan Biaya dan
Diferensiasi
Walmart sangat yakin bahwa komputer sangat penting
untuk mengelola pertumbuhan dan menekan struktur biaya. Walmart membangun
jaringan satelit canggih yang menghubungkan point
of sales di semua tokonya. Jaringan tersebut didesain untuk memberi para
manajer dan bagian penjualan terkait informasi status penjualan serta
persediaan yang paling baru agar dapat meningkatkan pemebelian produk.
Selanjutnya, Walmart mulai menggunakan efisiensi operasional atas sistem
informasi semacam itu untuk menawarkan produk dan layanan berbiaya lebih rendah
dan berkualitas lebih baik, serta melakukan diferensiasi atas dirinya dari para
pesaingnya.
4.2 Strategi Inovasi
Walmart melakukan strategi inovasi dengan membuat
perubahan radikal atas proses bisnis dengan TI secara dramatis sehingga akan
memangkas biaya, meningkatkan kualitas, efisensi, layanan pelanggan dan
memangkas waktu ke pasar. Walmart memiliki pusat-pusat distribusi yang
berlokasi strategis di daerah-daerah niaga di seluruh AS, paling jauh jaraknya
sekitar 350 mil (atau satu hari berkendaraan) dari toko-toko yang mereka
layani. Tiap barang yang ada di pusat distribusi mereka dipasangi kode
komputer, dan sebuah komputer melacak lokasi dan pergerakan tiap kotak barang,
saat barang tersbut disimpan dan dikirmkan. Semua barang ini bergerak keluar
masuk gudang di atas conveyor belt sepanjang 8,5 mil yang dituntun oleh sinar
laser yang dapat membaca kode di tiap kotak dan mengirimnya ke truk yang benar.
Mereka menyimpan lebih dari 80.000 barang di
toko-toko dan gudang mereka secara langsung melengkapinya dengan 85% dari
inventory, dibandingkan dengan hanya 50%-65% dari pesaing mereka. Hasilnya
adalah waktu yang dibutuhkan sejak pemesanan lewat komputer dikirim oleh
pengelola toko sampai dengan penerimaan barang, hanya sekitar 2 hari di bandingkan
dengan 5-6 hari oleh para pesaing mereka. Penghematan waktu dan fleksibilitas
sistem ini menimbulkan penghematan biaya yang membuat investasi sistem ini
menjadi investasi yang menguntungkan. Biaya Walmart dalam mengirimkan barang ke
toko mereka lebih rendah dari 3% sedangkan para pesaingnya antara 4.5%-5%.
Jadi, jika mereka menjual suatu barang dengan harga eceran yang sama, maka Walmart
akan mendapat keuntungan 2.5% lebih banyak daripada para pesaingnya.
Walmart menggunakan AI untuk mengubah data mentah
menjadi data berguna. Walmart mengonsolidasikan rincian penjualan dari 3000 toko.
Hasilnya memungkinkan Walmart untuk memprediksi penjualan setiap produk di
setiap toko dengan keakuratan yang sangat tinggi, yang kemudian menghasilkan
penghematan besar dalam persediaan dan hasil maksimum dari pengeluaran promosi.
Pada tahun 2005 Walmart mengembangkan sistem RFID (radio frequency identify) untuk
menggantikan bar code. Tag RIFD
berisi chip yang disertai informasi. Bar
code hanya memberikan informasi produk untuk retailer saja seperti Walmart,
sedangkan RFID memberikan informasi tentang persediaan suatu produk baik kepada
retailer maupun kepada supplier, selain itu RFID juga menginformasikan
keberadaan suatu produk dalam rangkaian supply
chain. Dengan informasi tersebut, supplier tahu kapan mereka harus mengisi
ulang kembali produk mereka di toko. Penggunaan RFID dapat meningkatkan
efisiensi suppy chain, mengurangi
kosongnya persediaan suatu produk tertentu, mencegah pencurian dan pemalsuan
barang.
4.3 Strategi Pertumbuhan
Strategi pertumbuhan yang digunakan Walmart adalah
menggunakan TI untuk mengelola perluasan bisnis secara regional dan global.
Walmart bisa mendapatkan suatu informasi setiap waktu dengan cepat, baik secara
keseluruhan maupun secara terperinci, berkat sistem informasi mereka yang baik.
Sistem satelit global yang mereka gunakan juga memungkinkan para eksekutif
untuk melakukan kunjungan ke toko-toko atau pusat-pusat distribusi, jika ada
hal penting yang ingin mereka sampaikan.
4.4 Strategi Persekutuan
Perusahaan-perusahaan seperti Walmart mulai
memperluas jaringan mereka ke para pelanggan dan pemasok mereka, agar dapat
membangun sistem pengisian persedian secara berlanjut yang akan mengamankan
bisnis mereka. Kondisi ini menciptakan sistem informasi antarperusahaan dengan
internet yang menghubungkan proses bisnis sebuah perusahaan dengan pelanggan
dan pemasoknya, yang menghasilkan sistem bisnis yang akan membentuk persekutuan
baru bisnis. Hubungan e-bussiness yang bahkan lebih kuat dibentuk melalui
sistem pengisian persediaan tanpa stok seperti yang dilakukan antara Walmart
dan P&G. Di sistem itu, P&G secara otomatis akan mengisi stok Walmart
atas berbagai produk dari P&G.
4.5 Strategi Barriers to entry
Walmart melakukan investasi besar-besaran dalam
sistem komputer yang lebih baik agar mereka bisa melacak penjualan, barang, dan
inventaris, terutama untuk transaksi setiap toko. Mereka juga melakukan
investasi dalam sistem satelit yang merupakan salah satu competitive advantage
mereka yang paling besar. Dengan sistem satelit ini, mereka semakin cepat
mendapatkan informasi sehingga dapat ditindaklanjuti dengan cepat. Mereka telah
menghabiskan hampir $700 juta dalam membangun sistem komputer dan satelit ini.
Namun hasilnya sepadan dengan jumlah yang mereka keluarkan. Teknologi
informasilah yang membantu para manajer toko memahami arah kerja mereka. Database mereka merupakan yang terbesar
di dunia yang dimiliki oleh pihak sipil. Hal ini merupakan penghalang bagi
mereka yang mencoba untuk masuk dalam industri ini, karena biaya yang harus
mereka keluarkan untuk bisa bersaing dengan Walmart bukanlah jumlah yang kecil.
5.
Keunggulan
Kompetitif pada Walmart
Walmart sangat unggul
dan menonjol mengenai harga yang rendah dan pilihan barang yang banyak dan
merupakan merek dari perusahaan terkenal. Selain itu, Walmart juga mempunyai
label privat yang mengungguli produk nasional seperti makanan anjing Ol’Roy
yang mengungguli merek Nestle dan produk-produk Sam Choice yang mengungguli
produk nasional lainnya. Walmart adalah perusahaan retail terbesar didunia.
Bahkan perusahaan Walmart lebih besar dibandingkan dengan pesaingnya di US
yaitu Sears Roebuck, K-Mart, JC Penney dan Nordstrom. Walmart mengoperasikan
sebanyak 3.500 toko diskon. Walmart juga menjual produknya di internet melalui
website walmart.com
Dengan seringnya diskon
yang diadakan Walmart dan kemampuan menyeleksi produk dengan harga terendah
yang dapat ditawarkan pemasok, membuat Walmart tetap bertahan walau dalam
krisis global yang menimpa Amerika kemarin. Walmart juga sangat ramah dalam
pelayanan kepada konsumen yang merupakan nilai tambah sehingga pelanggan akan
merasa puas dan nyaman untuk kembali berbelanja di Walmart. Walmart juga unggul
dalam kerjasama dengan perusahaan lain. Seperti kerjasama dengan P&G dalam
hal RFID. McDonalds, Mary Kate and Ashley Olsen yang menjual baju-baju dengan
merek mereka, Con Agra yang membuat produk-produk untuk Walmart dan ini dapat
memangkas biaya operasional Walmart.
Dengan sistem yang
terkomputerisasi dan melalui satelit, Walmart dapat mengontrol pergudangan dan
persediaan mereka. Sehingga Walmart akan dengan cepat tanggap untuk memesan
persediaan melalui internet kepada pemasok. Maka dari itu, Walmart tidak akan
pernah kehabisan stok namun juga tidak ada stok yang menumpuk. Hal ini
merupakan keunggulan bagi Walmart dibandingkan dengan para pesaingnya.
Hasil dari Keunggulan
Komparatif Walmart, dengan berbagai keunggulan kompetitif di atas, Walmart
menjadi perusahaan retail nomor satu di dunia yang mempunyai cabang dan pasar
diberbagai negara. Walmart juga berhasil memperkecil biaya persediaan dengan
sistem supply chain-nya namun mempunyai tingkat penjualan yang tinggi. Walmart
juga tercatat sebagai perusahaan dengan pendapatan miliaran dolar.
Dalam pemesanan dan
distrubsi, Walmart
sangat selektif terhadap harga dari pemasoknya. Walmart juga tidak memakai
perantara dalam pemesanan barang dan distribusinya. Hal ini untuk mengurangi
biaya operasional perusahaan. Walmart memesan barang pada pemasoknya melalui
internet dan akan tiba dalam waktu dua hari dari pemesanan. Sistem distribusi
Walmart dapat kita lihat seperti pada gambar 1.2 di bawah ini:
Gambar 1.3 Sistem Distribusi Wal-Mart
Manajemen Walmart menggunakan point
of sale dalam mengendalikan per-sediaannya. Walmart menghubungkan data
antara perusahaan pusat/manajemen dengan toko-toko retailnya dan supplier. Setiap
toko retail kehabisan barang, manajemen akan langsung memesan kepada pemasok
sesuai dengan data point of sales.Kemudian, Walmart akan
mengirimkan barang ke pusat distribusi untuk dilakukan kemas ulang (untuk
barang impor) ataupun dilakukan cek barang. Ada 40 pusat distribusi dan
masing-masing pusat distribusi akan dibagikan barang yang berbeda-beda sesuai
dengan jumlah barang yang diterima dan dikelola.
Tiap barang yang ada di pusat
distribusi Walmart dipasangi kode komputer, dan sebuah komputer melacak lokasi
dan pergerakan tiap kotak barang saat barang tersebut disimpan dan dikirimkan
ke toko-toko retailnya. Semua barang ini bergerak keluar masuk gudang di atas
conveyor belt sepanjang 8,5 mil yang dituntun oleh sinar laser yang dapat
membaca kode di tiap kotak dan mengirimkan ke truk yang benar.
Setelah barang tiba di toko, secara
kompeterisasi pula barang yang masuk dan keluar, terjual terekam dan terhubung
pada manajemen Walmart. Pembayaran kepada pemasok juga dilakukan dengan online.
Hal tersebut dilakukan untuk mencegah kekosongan persediaan, kelebihan
persediaan, kecurangan pada pusat distribusi dan toko retail seperti pencurian,
pengurangan barang/persediaan, dan keakuratan data dari toko retail dan
supplier.Walmart juga menawarkan
bagi hasil kepada para karyawannya sebagai imbalan atas loyalitas dan pengadian
mereka. Dengan menggunakan rumus dari pertumbuhan laba, Walmart memberikan
kontribusi persentase dari upah setiap karyawan yang berhak atas bagi hasil,
yang dapat diambil karyawan, saat mereka meninggalkan perusahaan, baik berupa
uang ataupun saham Walmart. Dengan begitu, karyawan akan merasa memiliki Walmart
dan hal ini akan mencegah pencurian di toko.
Dan sekarang, Walmart dan Apple sedang melakukan kerjasama dalam pembangunan inovasinya dengan memanjakan bagi pelanggan pengguna gadget dengan menggunakan system “Scan and Go” yang memungkinkan pelanggan melakukan pembayaran hanya dengan menggunakan i-phone. Aplikasi "Scan and Go" ini untuk meminimalisasi waktu periksa serta mengefisiensi biaya kerja bagi Walmart. Aplikasi ini tentunya juga menjadikan transaksi pembayaran jauh lebih cepat. Jadi pelanggan hanya menandai produk yang dipilih lalu meletakkannya dalam tas belanja, sementara informasi tandai diteruskan ke sistem pengecekan. Ketika pebelanja tiba di kasir, aplikasi di i-phone tinggal memberitahukan produk yang telah dipilih pada petugas dan berapa nilai yang harus dibayarkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar